Seruan Gencatan Senjata PBB Mandul

Sabtu, 10 Januari 2009 09:41

GAZA -- Militer Israel akan tetap mempergencar serangan di Jalur Gaza, meski ada seruan PBB untuk segera mengakhiri konflik yang telah berlangsung dua pekan.
Perdana Menteri Israel Prime Minister Ehud Olmert mengatakan, serangan roket terbaru ke Israel menunjukkan resolusi itu "tidak bisa dilaksanakan".
Resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut menyerukan gencatan senjata, akses bagi pekerja bantuan dan solusi yang bisa bertahan lama atas konflik di Gaza.
Sementara itu, seorang pejabat senior PBB mengatakan, salah satu aksi Israel mungkin bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang.
Komisaris Tinggi PBB urusan HAM, Navi Pillay, mengacu ke tuduhan kelalaian militer Israel untuk membantu warga sipil di Gaza dalam suatu insiden yang diungkapkan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) hari Kamis.

ICRC mengatakan, staffnya menemukan empat anak kecil yang lemah dan ketakutan di samping jasad ibu mereka di rumah yang diterjang bom Israel di kawasan Zeitoun di Kota Gaza.

Pillay mengatakan kepada BBC: "Insiden yang digambarkan Palang Merah sangat merisaukan, sebab itu memuat semua unsur yang menyusun kejahatan perang".
"Ada kewajiban untuk melindungi orang terluka, merawat si sakit, mengungsikan mereka ke tempat yang aman, dan di sini, menurut Palang Merah Internasional, serdadu Israel hanya berdiri dan tidak berbuat apa-apa untuk keempat bocah kecil dan seorang dewasa yang terlalu lemah untuk berpindah."
Badan Hak Asasi Manusia (HAM) menuntut peninjau HAM dikerahkan di Gaza, Israel dan Tepi Barat, sehingga setiap pelanggaran hukum internasional bisa didokumentasikan secara independen.
Lembaga tersebut sedang bersidang darurat di Jenewa untuk membahas pelanggaran HAM yang mungkin terjadi di Gaza.

Serangan udara
Israel melanjutkan bombardemen semalam dan juga pada Jumat pagi, dengan melancarkan sedikitnya 50 serangan udara, sebelum menghentikan operasi militer Israel selama tiga jam untuk memungkin bantuan masuk ke Gaza.
Sebanyak 75 truk yang mengangkut makanan dan obat-obatan akan diperkenankan masuk ke Gaza, kata Israel.
Hamas juga menepis seruan gencatan senjata PBB. Jurubicara Hamas di Gaza, Ayman Taha mengatakan: "Meski kami merupakan aktor utama di lapangan di Gaza, kami tidak diajak bicara soal resolusi ini, dan mereka tidak memperhitungkan pandangan dan kepentingan bangsa kami," katanya.
Saksi mata mengatakan kepada PBB bahwa sekitar 30 warga Palestina tewas awal pekan ini, sementara militer Israel memombardir sebuah rumah di distrik Zeitoun, Gaza; serdadu Israel sebelumnya telah memindahkan sekitar 100 orang, termasuk anak-anak, ke dalam rumah tersebut. Israel mengatakan, tuduhan itu tengah diinvestigasi.

Sejak konflik ini pecah pada 27 Desember, sekitar 778 warga Palestina diperkirakan terbunuh dan 14 orang Israel tewas sejauh ini. Menurut pejabat Kementerian Kesehatan di Gaza, dari 778 korban jiwa itu, 220 anak-anak, 89 wanita, dan 12 petugas ambulans.
Di Ramallah, Tepi Barat, ribuan warga berunjukrasa usai mengikuti salat Jumat sebagai ungkapan solidaritas dengan warga Gaza.
Wartawan BBC Aleem Maqbool di Ramallah mengatakan, unjukrasa lain terjadi di bagian lain Tepi Barat, meski banyak orang merasa seruan mereka untuk menghentikan tindak kekekerasan di Gaza tidak didengar oleh dunia luar.
Demonstrasi lain berlangsung di kawasan Timur Tengah usai salat Jumat. Demonstrasi terbesar berlangsung di kota Alexandria, Mesir, dengan melibatkan sekitar 50.000 orang, kata para pejabat.
Ribuan demonstran juga berunjukrasa di Kuwait, Yordan and Suriah. Demonstrasi lebih kecil digelar di Asia dan beberapa kota di Eropa.
Sebelumnya, seorang ulama terkemuka di Timur Tengah mengimbau muslim di seluruh dunia agar melancarkan unjukrasa hari Jumat untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas tindak kekerasan.
Yusuf al-Qaradawi, yang ketua Perhimpunan Ulama Islam, mengatakan, salat Jumat akan digunakan untuk menyatakan solidaritas dengan bangsa Palestina.
Kabinet Israel bersidang Jumat pagi, beberapa jam setelah Dewan Keamanan mengadakan voting. "Penembakan roket pagi ini hanya menunjukkan bahwa keputusan PBB itu tidak bisa dilaksanakan dan tidak akan dipatuhi oleh organisasi Palestina yang suka membunuh," kata Ehud Olmert dalam pernyataannya.
Menurut laporan-laporan di media Israel, militan Hamas menembakkan sedikitnya 20 roket ke Israel selatan Jumat pagi.
Para pejabat di kantor PM Ehud Olmert dikutip mengatakan: "militer Israel akan tetap melindungi warga Israel dan melancarkan misinya".
Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan baru terhadap sasaran-sasaran di Gaza semalam, dan sedikitnya lima anggota dari satu keluarga terbunuh dalam salah satu serangan, kata saksi mata.
Dalam laporan yang tidak bisa diverifikasi secara independen, Hamas mengatakan, bom Israel meluluhlantakkan blok apartemen berlantai lima di Gaza utara.

Amerika abstain
Sebanyak 14 dari 15 anggota Dewan Keamanan mendukung resolusi mengenai krisis Gaza, an Amerika Serikat abstain. Setelah voting di Dewan Keamanan, Menteri Luar Negeri Israeli Tzipi Livni mengatakan, Israel akan tetap melanjutkan aksi untuk keamanan warganya.
Israel ingin menghentikan serangan roket di Israel selatan dan menghentikan penyelundupan senjata oleh Hamas ke Gaza melalui Mesir, sedangkan Hamas mengatakan, kesepakatan gencatan senjata apa pun harus mencakup diakhirinya blokade Israel atas Gaza.
Hasil voting di Dewan Keamanan PBB yang hampir aklamasi merupakan perkembangan diplomatik penting dalam krisis ini, kata para wartawan.
Namun, sikap abstain Amerika memperlemah dampak hasil pemungutan suara, sebab dukungan Washington pasti mendatangkan tekanan lebih berat bagi Israel untuk menghentikan serangan, kata para wartawan.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Seruan Gencatan Senjata PBB Mandul”

Posting Komentar

 

Pengikut

Recent Comments